Selasa, 20 Mei 2014

aku, kamu, dia (1)

masa sekolah merupakan masa dimana tingkah laku seorang anak masih labil. Baik atau buruk masih akan terus dipertanyakan. Di masa ini katanya kita mengenal yang namanya suka, sayang, cinta pada orang yang bukan keluarga kita. Satu rasa yang mengaduk-aduk emosi orang-orang yang terlibat.

---

Aku sering melihatmu, menatapmu dalam balutan seragam sekolah putih biru itu, mencuri pandang ketika berjalan ke kantin, dan menunggu jemputan dekat dengan tempatmu berlatih bela diri. Dirimu yang lebih tua dariku terlihat tinggi dan dewasa dariku. Aku terus memikirkanmu setelah kita sudah sempat saling mengenal karena aku sebangku denganmu saat ujian pertengahan semester berlangsung. Aku, kamu, temanku, dan temanmu saling mengenal dan sering bermain bersama, bercanda tawa hingga hatiku berdebar hanya dengan melihat senyummu.

"Kamu suka dia ya?"
Pertanyaan itu keluar dari seorang lelaki yang tak lain adalah temanmu. Lelaki itu pernah kutemui saat aku sedang dalam perjalanan pulang. Dia temanmu yang bernama Rizky rumahnya tidak jauh dari rumahku dan kini dia bisa menebak apa yang kurasakan denganmu. Aku hanya menjawab pertanyaan Rizky dengan sebuah anggukan pertanda dia berhasil mengetahui apa yang kusembunyikan selama ini.

"tenang aja, aku bakal bantu kamu biar bisa jadian dengannya"
Pernyataan itu membuatku terkaget dan bahagia. Bahkan temanmu akan membantuku agar bisa bersamamu. ya kamu yang tak lain adalah lelaki bernama Syah. Lelaki dengan paras rupawan dan mata sipit dengan sigap badan yang gagah. Senang dan bercampur aduk hingga aku tidak bisa berkata-kata lagi.

Hingga akhirnya hari yang tak pernah kuinginkan sejak aku bertemu dirimu terjadi. Aku sakit, hanya bisa tertidur di kasur empukku memikirkan dirimu sedang apa. Tidak bisa bertemu denganmu sehari saja aku gusar bagaimana jika seminggu tidak melihatmu. Kamu sudah bagai penyemangatku untuk terus giat mengikuti pembelajaran sekolah yang terkadang cukup membosankan. Tapi dengan semangat dan tekadku seminggu dapat berlalu dengan baik dan aku tak sabar bertemu denganmu. Namun ternyata satu minggu itu bukan waktu yang singkat karena waktu ini sudah merubah kehidupanmu dan kehidupanku berbalik arah.

"Maaf ya, dia sudah jadian"
Teman baikmu mengatakan ini padaku. Dia yang mau membantuku ternyata gagal. Aku tidak tau harus bagaimana lagi. Kamu yang aku kagumi ternyata sudah bersama yang lain. Ya yang lain tatkala adalah temanku yang manis dan selalu bertutur kata lembut. Sikap yang berbeda dariku yang tampak seperti tingkah laku seorang anak lelaki. Aku hanya turut senang. Kamu akhirnya bisa bertemu dia yang baik dan manis. Aku mungkin harus merelakanmu. Terima kasih sudah pernah membuatku menyimpan rasa suka ini untukmu yang pada akhirnya harus aku hentikan sampai disini....

--- to be continue ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar